Makalah Teknik Pengumpulan Data Pendekatan Kuantitatif


TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENDEKATAN KUANTITATIF

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan setiap ilmu ialah mengumpulkan pengetahuan secara sistematis yang dapat diteliti kembali kebenarannya. Hal ini dapat dicapai melalui observasi, eksperimen dan pemikiran. Dalam pemikiran sudah dicakup pula kritik dan imajinasi. Oleh karena itu, untuk mengembangkan ilmu dan agar diperoleh inforomasi yang objektif, akurat, dan lengkap maka diperlukan suatu penelitian.
Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk mengisi kekosongan dalam pengetahuan. Cara untuk melakukan penelitian yang sederhana atau yang memerlukan banyak peralatan laboratorium pada dasarnya sama. Jika pekerjaan penelitian tidak dilakukan dengan cara yang lazim, maka pekerjaan tersebut hanya dapat digolongkan sebagai suatu cerita populer atau berita saja.
Pada dasarnya titik awal penelitian diawali dengan timbulnya suatu pertanyaan dalam diri kita mengenai keadaan dan persoalan yang terjadi di sekitar kita. Keinginan untuk lebih mengetahui keadaan dan persoalan di sekitar kita itu, mendorong kita untuk melakukan suatu penelitian. Buku-buku dalam perpustakaan dan laboratorium yang baik merupakan pembantu yang mutlak dalam melakukan penelitian.
Pada dasarnya suatu penelitian memerlukan metode ilmiah yang dapat ditempuh melalui langkah-langkah : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, melakukan verifikasi data, dan menarik kesimpulan. Suatu penelitian memerlukan data yang objektif, akurat, dan lengkap.
Begitu banyak data di sekitar kita, tetapi tidak semua data tersebut menjadi informasi karena tidak semua data dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu untuk memperoleh data diperlukan metode atau pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian.

B.     RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah :
a.       Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data?
b.      Apa saja macam-macam teknik pengumpulan data?
c.       Apa saja dan bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ?



BAB II
PEMBAHASAN
        A.    Pengertian Teknik Pengumpulan Data
Menurut Jhonson & Christensen (2000: 126), method of collection data is technique for physically obtaining data to be analyzed in a research study.  Metode pengumpulan data  diartikan sebagai teknik untuk mendapatkan data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi penelitian.[1]
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data.

         B.     Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
Penelitian disamping perlu menggunakan m etode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian sebagai cara yang dapat di tempuh untuk mengumpulkan data.

1.      Teknik Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar[2].
a.       Macam-macam Observasi
1.      Dari segi pelaksanaan pengumpulan data.
·         Observasi Berperan Serta ( participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
·         Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

2.      Dari segi instrumentasi yang digunakan
·         Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
·         Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang telah diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.[3]

b.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi
1.      Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi
2.      Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
3.      Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
4.      Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya.

5.      Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis, maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari pengamatan.

6.      Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi.[4]

c.       Keuntungan menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data

1.      Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian (yang diobservasi), karena mereka tidak harus mengerjakan apa-apa. Observant (yang diobservasi) dapat melakukan seperti yang ia kerjakan sehari-hari tanpa harus dibuat-buat, dan observer mengamati serta mencatatnya pada alat observasi.
2.      Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat utama pengumpul data, melainkan alat lain yang lebih praktis yang efisien, bandingkan dengan wawancara yang menuntut kemampuan peneliti untuk mengungkap pendapat atau opini subjek penelitian.
3.      Data yang diperoleh melalui observasi akan lebih akurat dan objektif sebab subjek penelitian akan melakukan dan bekerja apa adanya.
4.      Observasi dapat digunakan untukmengecek kebenaran data yang diperoleh dengan teknik lain seperti wawancara dan angket.

d.      Kelemahan menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data

1.      Banyak hal atau gejala-gejala tingkahlaku yang tidak dapat diungkap dengan observasi (tidak dapat diamati), terutama hal-hal yang bersifat pribadi dan bersifat rahasia.
2.      Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa dirinya sedang diamati (diobservasi), ada kecenderungan melakukan kegiatan yang dibuat-buat dan berpura-pura sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
3.      Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka akan sulit bagi observant untuk bertindak secara objektif.[5]

2. Teknik Wawancara ( Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog, baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui siaran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.
a.       Macam-macam Teknik wawancara (interview).
1.      Interview berstruktur
Dalam interview ini, pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan interviewer telah ditetapkan terlebih dahulu.
2.      Interview tidak berstruktur
Interview ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.[6]
b.      Syarat-syarat interview
Syarat dalam mengemukakan pokok-pokok yang akan digunakan sebagai bahan pertanyaan wawancara sebagai berikut :
1.      Menghindari kata-kata yang bermakna ganda
2.      Menghindari pertanyaan panjang
3.      Mengajukan pertanyaan sekonkret mungkin
4.      Mengajukan pertanyaan dalam pengalaman konkret interview
5.      Menyebut semua alternative jawaban
6.      Menghindari kata-kata canggung ysng membuat rasa malu interview
7.      Menetralkan gaya bahasa bicara
8.      Memproyeksikan gaya pertanyaan yang menyangkut interview
9.      Menanyakan hal-hal positif dan negative dalam menilai orang ketiga.

c.       Keuntungan-keuntungan menggunakan teknik wawancara (interview)
1.      Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data/informasi yang digunakan dengan teknik lain seperti angket
2.      Wawancara dapat mengumpulkan data yang lebih luas dan akurat, bahkan dapat memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya
3.      Melalui tatap muka secara langsung,memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh subjek penelitian sebagai sumber data
4.      Wawancara dapat dilakukan kepada setiap individu yang tidak mengenal batasan usia, dan kemampuan, berbeda dengan angket yang hanya bisa digunakan pada responden yang hanya bisa membaca dan menulis saja.

d.      Kelemahan menggunakan teknik wawancara (interview).
Disamping beberapa keuntungan, wawancara sebagai teknik pengumpulan data juga memiliki kelemahan diantaranya :
1.      Kadang-kadang pelaksanaan wawancara memerlukan waktu dan tempat.
2.      Wawancara menuntut ketrampilan khusus dari pewawancara dalam mengungkap data dan keterangan yang akurat.
3.      Sulit menghilangkan pengaruh-pengaruh subjektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.[7]

3. Teknik Angket (Kuesioner)
    Angket adalah instrument penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya.[8]
a.       Macam-macam angket (kuesioner)

1.      Kuesioner berstruktur
Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah jawaban yang disediakan.
2.      Kuesioner tak berstruktur
Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner bentuk ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri.
3.      Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur
Kuesioner ini sesuai dengan namanya, maka pertanyaan ini di satu pihak member alternative jawaban yang harus dipilih, di lain pihak member kebebasan kepada responden untuk menjawab secara bebas lanjutan dari jawaban sebelumnya.
4.      Kuesioner semi terbuka
Kuesioner yang member kebebasan kemungkinan menjawab selain dari alternative jawaban yang sudah ada.
b.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner
1.      Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang dikirim melalui pos atau cara-cara lain, agar terjalin hubungan baik
2.      Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang menjelaskan tentang cara menjawab pertanyaan
3.      Menyusun pertanyaan-pertanyaan.[9]

c.       Kelebihan-kelebihan menggunakan teknik kuesioner (angket)

1.      Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.
2.      Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis, sebab setiap responden akan mendapatkan pertanyaan yang sama
3.      Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keyakinannya.
4.      Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, karena pengisiannya tidak terlalu terikat oleh waktu.
d.      Kelemahan-kelemahan menggunakan teknik kuesioner (angket)
1.      Dengan menggunakan angket belum menjamin responden akan memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan keyakinannya.
2.      Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
3.      Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
4.      Kurang luwes karena tidak ada pewawancara
5.      Tingkat pengembalian kuesioner rendah
6.      Tidak dapat mengamati reaksi responden ketika menjawab pertanyaan
7.      Suasana dan kondisi lingkungan responden ketika mengisi kuesioner tidak terkontrol
8.      Sulit mengontrol responden agar sesuai dengan urutan pertanyaan
9.      Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang kompleks.





BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan dalam makalah ini, maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
-       Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data.

B.     Saran
Saran-saran yang dapat diajukan dalam teknik pengumpulan data suatu penelitian adalah :
-       Sebaiknya peneliti menetapkan dahulu pendekatan apa yang digunakan dalam suatu penelitian apakah kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi.
-       Sebelum mengumpulkan data untuk keperluan penelitian, Alangkah baiknya, peneliti memahami kode etik dan prosedur penelitian.




DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono.2011. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sanjaya, wina. 2013. Penelitian pendidikan jenis,Metode, dan prosedur. Jakarta : Kencana Prenada media Group






[2] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Penelitian Pendidikan jenis,metode, dan prosedur, Jakarta : KENCANA predana media group, 2013, hlm : 270
[3] Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta,2011, hlm : 145-146
[4] Drs. S. Margono, Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2010, hlm : 159
[5] Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, Op.Cit., hlm : 271-272
[6] Drs. S. Margono,. Op.Cit, hlm : 167
[7]Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd,. Op.Cit, hlm : 263-264
[8] Ibid., hlm : 255
[9] Drs. S. Margono,.Op.Cit, hlm : 168-169

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Makalah Teknik Pengumpulan Data Pendekatan Kuantitatif"

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan.