BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perencanaa pembelajaran dapat dimaknai
dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai
sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, Perencanaan pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, perencanaan pembelajaran
merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan
fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai
mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Perencanaan pembelajaran sebagai proses.
merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan
menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu
pembelajaran. Perencanann pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya
adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian
bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Untuk
itulah perlu adanya cara atau metode untuk menjawab tangtangan – tantangan yang
muncul seiring dengan berkembangnya waktu, maka muncullah cara atau metode yang
disebut perencanaan dan desain pembelajaran yang diharapkan akan lebih
memudahkan proses belajar mengajar, dan khususnya yang berkaitan dengan
Pendidikan Agama Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian taksonomi pemebelajaran PAI?
2. Apa
saja aspek atau kawasan taksonomi dalam pembelajaran?
3. Apa
hubungan taksonomi dengan pembelajaran PAI?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Taksonomi Pembelajaran PAI
Defini
Taksonomi
Taksonomi
berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi, dan
“nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang
disusun berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu,
atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan
prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Taksonomi adalah klasifikasi
atas dasar hirarkhi dilakukan menurut
tingkatan yaitu dimulai dari tingkatan yang mudah sampai dengan tingkatan yang
rumit, dan dari tingkatan yang sempit sampai dengan tingkatan yang lebih luas
atau sebaliknya. Model taksonomi Bloom merupakan salah satu pengembangan teori
kognitif, yang biasa sering dikaitkan dengan persoalan dalam merumuskan tujuan
pembelajaran dan masalah standar evaluasi atau pengukuran hasil belajar sebagai
pengembangan sebuah kurikulum. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang
dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh
Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi
menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Pengertian
secara sederhana dari pendidikan islam , yakni bisa dipahami dari dua makna
1. Pendidikan menurut islam atau pendidikan yang
islami, yakni pendidika yang dipahamidan dikembangkan dari ajaran dan
nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasar islam, yaitu
al-Qur’a dan assunah. Dalam pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan
islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang dikembangkan
berdasarkan sumber dasar islam yakni al-qur’an dan sunah.
2. Pendidikan ke-islaman atau pendidikan agama
islam, upaya mendidikan agama islam atau ajara islam dan n ilainya agar menjadi
way of life(pandangan dan sikap hidup seseorang). Alam pengertian ini
pendidikan islam dapat berwujud suatu kegiatan baik perorangan maupun lembaga
untuk membantu seoarng atau sekelompok anak didik dalam menanamkan ajaran islam
dan nilai-ilainya.
3. Pendidikan dalam islam, proses dan praktek
penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat
islam. 3 dalam arti tumbuh dan berkembangnya umat islambaik islam sebagai
agama, budaya atau peradaban, sejak dari nabi Muhammad hingga sekarang.[1]
B.
Aspek
atau Kawasan Taksonomi dalam Pembelajaran
Dalam
suatu pembelajaran biasanya diarahkan pada satu kawasan dari taksonomi.
Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam
tiga aspek / kawasan, (1) kognitif, (2) afektif, (3) psikomotor.
1.
Kawasan
kognitif
Kawasan
kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ketingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan
yang secara hirarkies berurut dari yang paling rendah (pengethuan) sampai ke
yang paling tinggi ( evaluasi ) dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Tingkat
pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
disini diartikan sebagai kemampan seseorang dalam menghafal atau mengingat
kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh:
1) Siswa
dapat menyebutkan kembali bangun-bangun geometri yang berdimensi tiga
2) Siswa
dapat menggambarkan satu buah segitiga sembarang.
b.
Tingkat
pemahaman (comprehension)
Pemahaman
disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh:
1) Siswa
dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang perbedaan bangun geometri
yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
2)
Siswa dapat menerjemahkan arti kode-kode
(berita morse) yang dikirim oleh kapal laut yang akan berlabuh.
c.
Tingkat
penerapan (application)
Penerapan
disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan
berbagai masalah yang timbu dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
1) Siswa
dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui
sudut-sudut lainnya.
2) Siswa
dapat menghitung panjang sisi miring dari suatu segitiga siku-siku jika diketahui
dari sisi-sisi lainnya.
d.
Tingkat
analisis (analysis)
Penerapan
disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam
memecahakan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
1) Siswa
dapat mengolah data mentah melalui statistika, sehingga dapat diperoleh
harga-harga range, interval kelas, panjang kelas rata-rata dan standar
deviasinya.
2) Siswa dapat menganalisis sejauh mana dalam dan
luasnya pembahasan diskusi yang mereka laksanakan.
e. Tingkat sintesis (syntesis)
Sisntesis
disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan benrbagai
elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.
Contoh:
1)
Siswa dapat menyusun rencana belajar
masing-masing sesuai dengan kebijakan yang berlaku disekolah.
2)
Siswa dapat mengemukakan formula baru
dalam menyelesaikan suatu masalah.
f. Tingkat evaluasi ( evaluation )
Evaluasi
disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan
yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.
Contoh:
1)
Sisiwa dapat menilai unsur kepadatan
isi, cakupan materi, kualitas analisis dan gaya bahasa yang dipakai oleh
seorang penulis makalah tertentu.
2)
Siswa dapat menilai kualitas kemampuan
pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.
Disamping
kawasan kognitif sebagai mana disebutkan di atas, biasanya dalam suatu
perencanaan pengajaran ada mata pelajaran tertentu memiliki tuntutan untuk
kerja yang dinilai adalah kawasan afektif dan psikomotor. Kedua kawasan
tersubut dijelaskan berikut ini.
2. Kawasan afektif ( sikap dan
perilaku )
Kawasan
afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengn sikap, nilai-nilai interes,
apresiasi ( penghargaan ) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini
ada lima, dari yang sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut:
a.
Kemauan menerima
b.
Kemauan menanggapi
c.
Berkeyakinan
d.
Penerapa karya
e. Ketekunan
dan ketelitian
Kemauan
menerima
Kemauan
menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan
tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengar musik atau bergaul dengan
orang yang mempunyai ras berbeda.
Kemauan
Menanggapi
Kemauan
menanggapi erupakan kegiatanyang menunjuk pada pastisipasi aktif dalam kegiatan
tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti
diskusi kelas, menyelesaikan tugas dilaboratorium atau menolong orang lain.
Berkeyakinan
Berkeyakinan
berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu.
Seperti menunjukkan keercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan)
terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan
suatu kehidupan sosial.
Penerapan
Karya
Penerapan
karya berkenaan dengan penerimaan dengan berbagai sistem nilai yang
berbeda-beda berdasakan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti
menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung
jawab terhadap ha yang telah dilakukan, memahami dan menerima kekurangan dan
kelebihan diri sendiri, atau menyadari peranaan perencanaan dalam memecahkan
suatu permasalahan.
Ketekuan
dan Ketelitian
Ini
adalah tingkatan afeksi yang tertinggi, pada taraf ini inividu yang sudah
memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem
nilai yang dipegangnya. Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
3.
Kawasan
Psikomotor
Domain
psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini
juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana
sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah
-
Persepsi
-
Kesiapan melakukan suatu kegiatan
-
Mekanisme
-
Respons terbimbing
-
Kemahiran
-
Adaptasi
-
Orogonasi
Persepsi
Persepsi
berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan seperti mengenal
kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik
dengan tarian tertentu.
Kesiapan
Kesiapan
berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set), termasuk didalamnya
mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau emotional set
(kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.
Mekanisme
Mekanisme
berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan mejadi kebiasaan,
sehingga gerakan yang di tampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti
menulis halus. Menari atau menata laboratorium.
Respons
Terbimbing
Respons
terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang
diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba
(trial and error).
Kemahiran
Kemahiran
adalah penampilan gerakan motorik dengan ketermpilan penuh. Kemahiran yang
dipertunujukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan
sedikit tenaga. Seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor.
Adaptasi
Adaptasi
berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga
yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang
yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan
permainan lawan.
Originasi
Originasi
menunjukkan pada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi
atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat silakukan oleh orang yang sudah
mempunyai keterampilan tinggi seperti penciptaan mode pakaian, komposisi musik,
atau penciptaan tarian.[2]
C.
Hubungan
Taksonomi dengan Pembelajaran PAI
Taksonomi
merupakan alat bagi para pengambil keputusan, penentu kebijakan, dan pengelola
pendidikan untuk membuat penggolongan program-program pendidikan luar sekolah.
Taksonomi adalah klasifikasi atas dasar hirarkhi dilakukan menurut tingkatan yaitu dimulai
dari tingkatan yang mudah sampai dengan tingkatan yang rumit, dan dari
tingkatan yang sempit sampai dengan tingkatan yang lebih luas atau sebaliknya.
Taksonomi ini dilakukan melalui kegiatan menghimpun, menggolong-golongkan, dan
menyajikan informasi program-program pendidikan luar sekolah, sehingga pada
akhirnya dapat diketahui berbagai kelompok program pendidikan tersebut.
Tujuan
pendidikan Islam dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
2.
Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.
Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Dari
setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan sub kategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap
tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang
berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan
pertama.[3]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Taksonomi
adalah klasifikasi atas dasar hirarkhi
dilakukan menurut tingkatan yaitu dimulai dari tingkatan yang mudah
sampai dengan tingkatan yang rumit, dan dari tingkatan yang sempit sampai
dengan tingkatan yang lebih luas atau sebaliknya.
Pendidikan
menurut islam atau pendidikan yang islami, yakni pendidika yang dipahamidan
dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam
sumber dasar islam, yaitu al-Qur’a dan assunah.
taksonomi
pembelajaran terbagi dalam tiga aspek / kawasan, yaitu : (1) kognitif, (2)
afektif, (3) psikomotor.
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini kami buat, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdaat
banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca untuk penulisan – penulisan yang lebih
baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah B. uno, 2008, perencanaan pembelajaran, Jakarta , PT Bumi Aksara
Muhaimin,2008,Paradigma
Pendidikan Islam, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Taksonomi Pembelajaran PAI"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan.